· Post.Abdiell christenbert
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR
o
Segala puji untuk Tuhan Yesus., Tuhan pencipta
seluruh jagat raya, mempersembahkan segala sesuatu
yang tertata disana untuk kebaikan
seluruh penghuni-Nya.
Dengan segala kerendahan
hati, saya mengharapkan banyak perhatian
berkaitan dengan kandungan dari makalah ini, karena saya sadar
akan kekurangan dan keterbatasan yang dimiliki sehingga berdampak pada hasil
dari makalah ini yang kurang maksimal. Terlepas dari semua itu
semua, dengan tangan terbuka saya mengharapkan
saran dan kritik
yang membangun dari berbagai
pihak; baik dari
dosen pembimbing matakuliah ini maupun
teman-teman seperjuangan. Tidak lain untuk memacu kreatifitas. Akhirnya tindakan yang kita lakukan
atas nama kebaikan, semoga menjadi suatu usaha positif
dan dapat bermanfaat untuk saya khususnya dan komunitas
kehidupan kita pada umumnya.
o
Segala kekurangan milik manusia dan
kesempurnaan adalah milik Tuhan…
·
DAFTAR ISI
·
KATA PENGANTAR ................................................................................
·
DAFTAR ISI ..............................................................................................
·
BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................
·
A.
Latar Belakang ......................................................................................
·
B.
Rumusan Masalah
..................................................................................
·
C.
Tujuan
penulisan ....................................................................................
·
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................
·
A. Pengertian Logika....................................................................................
·
B. Macam-macam Logika...........................................................................
·
C. Kesesatan
Berlogika...............................................................................
·
D. Berpikir Logis
Dalam Rangka Mendapatkan
Pengetahuan Baru Yang Benar
·
E. Pengertian Kepribadian...........................................................................
·
F. Faktor-faktor Dalam
Perkembangan Kepribadian.................................
·
G.Tahap-tahap Perkembangan
Sebagai Hasil Sosialisasi………………
·
H.Tipe Kebydayaan
Khusus Yang Mempengaruhi
Kepribadian……..
·
I.Kepribadian
Yang Menentukan Keuangan…………………………….
·
BAB
III PENUTUP
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam kesempatan kali ini, saya akan membahas tentang beberapa tema yang
menurut penulis penting untuk dikaji dalam keilmuan logika dan
kepribadian. Pembahasan ini meliputi tentang beberapa kesalahan dalam
berfikir serta berprilaku dan kesalahan dalam bahasa yang ada dalam ilmu
logika dan kepribadian.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa yang di
maksud dengan logika?
2. Apa macam-macam dari logika?
3.
Bagaimana kesesatan
dalam logika?
4.
Apa yang
dimaksud dengan kepribadian?
5.
Apa tahap-tahap
dalam kepribadian
C.
Tujuan Penulisan
1.
Memaparkan apa
yang ada dalam rumusan masalah pertama.
2.
Memaparkan apa
yang ada dalam rumusan masalah kedua.
3.
Memaparkan apa
yang ada dalam rumusan masalah ketiga.
4.
Memaparkan apa
yang ada dalam rumusan masalah keempat.
5.
Memaparkan apa
yang ada dalam rumusan masalah kelima.
BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian Logika
Logika
berasal dari kata yunani kuno λόγος (logos) yang berarti hasil
pertimbangan akal pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam
bahasa.Logika adalah salah satu cabang fisafat. Sebagai ilmu logika disebut
dengan logike episteme atau ilmu logika (ilmu pengetahuan) yang mempelajari
kecakapan untuk berpikir secara lurus,tepat,dan teratur.Ilmu disini mengacu
pada kemampuan rasional untuk mengetahui dan kecakapan mengacu pada kesanggupan
akal budi untuk mewujudkan pengetahuan ke dalam tindakan. Kata logis yang
dipergunakan tersebut bisa juga diartikan dengan masuk akal. Logika
merupakan sebuah ilmu pengetahuan dimana obyek materialnya adalah berpikir
(khususnya penalaran/proses penalaran) dan obyek formal logika adalah
berpikir/penalaran yang ditinjau dari segi ketepatannya. Logika juga merupakan
cabang filsafat yang praktis. Praktis disini berarti logika dapat dipraktekkan
dalam kehidupan sehari-hari.
Logika lahir bersama-sama dengan
lahirnya filsafat di yunani. .Dalam usaha untuk memasarkan pikiran-pikirannya
serta pendapat-pendapatnya, filsuf-filsuf Yunani kuno tidak jarang mencoba
membantah pikiran yang lain dengan menunjukkan kesesatan.
Logika digunakan untuk melakukan
pembuktian. Logika mengatakan yang berbentuk
Inferensi yang berlaku dan yang tidak berlaku. Secara tradisional,
logika dipelajari sebagai cabang Filosofi, tetapi juga bisa dianggap sebagai
cabang Matematika. logika tidak bisa dihindarkan dalam proses hidup mencari kebenaran.
B.
Macam - Macam Logika
Setelah mempelajari tentang filsafat ilmu lebih mendalam lagi, ternyata didalamnya terdapat banyak sekali materi yang disajikan. Yang salah satunya adalah tentang logika, dan logika sendiri dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
Setelah mempelajari tentang filsafat ilmu lebih mendalam lagi, ternyata didalamnya terdapat banyak sekali materi yang disajikan. Yang salah satunya adalah tentang logika, dan logika sendiri dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
1. Logika Alamiah
Logika Alamiah adalah kinerja akal budi manusia yang berpikir secara tepat dan lurus sebelum mendapat pengaruh-pengaruh dari luar, yakni keinginan-keinginan dan kecenderungan-kecenderungan yang subyektif. Yang mana logika alamiah manusia ini ada sejak manusia dilahirkan. Dan dapat disimpulkan pula bahwa logika alamiah ini sifatnya masih murni.
2. Logika Ilmiah
Lain halnya dengan logika alamiah, logika ilmiah ini menjadi ilmu khusus yang merumuskan azas-azas yang harus ditepati dalam setiap pemikiran. Dengan adanya pertolongan logika ilmiah inilah akal budi dapat bekerja dengan lebih tepat, lebih teliti, lebih mudah dan lebih aman. Logika ilmiah ini juga dimaksudkan untuk menghindarkan kesesatan atau setidaknya dapat dikurangi. Sasaran dari logika ilmiah ini adalah untuk memperhalus dan mempertajam pikiran dan akal budi. logika alamiah ini terjadi melalui percobaan-percobaan, sehingga percobaan itu melahirkan suatu ilmu dan pengetahuan yang baru contohnya seseorang memikirkan kendaraan yang bisa berjalan di atas air maka terciptalah kapal laut yang bisa menyebrang dan mengangkut muatan banyak baik manusia, hewan dan lain-lain.
3. Logika Sebagai Cabang Filsafat
Filsafat adalah kegiatan / hasil pemikiran /permenungan yang menyelidiki sekaligus mendasari segala sesuatu yang berfokus pasa makna dibalik kenyataan atau teori yang ada untuk disusun dalam sebuah system pengetahuan rasional.
Logika adalah sebuah cabang filsafat yang praktis. Praktis disini berarti logika dapat dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari.Logika lahir bersama-sama dengan lahirnya filsafat di Yunani. Dalam usaha untuk memasarkan pikiran-pikirannya serta pendapat-pendapatnya, filsuf-filsuf Yunani kuno tidak jarang mencoba membantah pikiran yang lain dengan menunjukkan kesesatan penalarannya.Logika digunakan untuk melakukan pembuktian. Logika mengatakan yang bentuk inferensi yang berlaku dan yang tidak. Secara tradisional, logika dipelajari sebagai cabang filosofi, tetapi juga bisa dianggap sebagai cabang matematika.
Logika sebagai cabang filsafat adalah cabang filsafat tentang berpikir. Logika membicarakan tentang aturan-aturan berpikir agar dengan aturan-aturan tersebut dapat mengambil kesimpulan yang benar. Dengan mengetahui cara atau aturan-aturan tersebut dapat menghindarkan diri dari kesalahan dalam mengambil keputusan. Menurut Louis O. Kattsoff, logika membicarakan teknik-teknik untuk memperoleh kesimpulan dari suatu perangkat bahan tertentu dan kadang-kadang logika didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan tentang penarikan kesimpulan.
Logika bisa menjadi suatu upaya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti : Adakah metode yang dapat digunakan untuk meneliti kekeliruan pendapat? Apakah yang dimaksud pendapat yang benar? Apa yang membedakan antara alasan yang benar dengan alasan yang salah? Filsafat logika ini merupakan cabang yang timbul dari persoalan tentang penyimpulan.
Filsafat adalah kegiatan / hasil pemikiran /permenungan yang menyelidiki sekaligus mendasari segala sesuatu yang berfokus pasa makna dibalik kenyataan atau teori yang ada untuk disusun dalam sebuah system pengetahuan rasional.
Logika adalah sebuah cabang filsafat yang praktis. Praktis disini berarti logika dapat dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari.Logika lahir bersama-sama dengan lahirnya filsafat di Yunani. Dalam usaha untuk memasarkan pikiran-pikirannya serta pendapat-pendapatnya, filsuf-filsuf Yunani kuno tidak jarang mencoba membantah pikiran yang lain dengan menunjukkan kesesatan penalarannya.Logika digunakan untuk melakukan pembuktian. Logika mengatakan yang bentuk inferensi yang berlaku dan yang tidak. Secara tradisional, logika dipelajari sebagai cabang filosofi, tetapi juga bisa dianggap sebagai cabang matematika.
Logika sebagai cabang filsafat adalah cabang filsafat tentang berpikir. Logika membicarakan tentang aturan-aturan berpikir agar dengan aturan-aturan tersebut dapat mengambil kesimpulan yang benar. Dengan mengetahui cara atau aturan-aturan tersebut dapat menghindarkan diri dari kesalahan dalam mengambil keputusan. Menurut Louis O. Kattsoff, logika membicarakan teknik-teknik untuk memperoleh kesimpulan dari suatu perangkat bahan tertentu dan kadang-kadang logika didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan tentang penarikan kesimpulan.
Logika bisa menjadi suatu upaya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti : Adakah metode yang dapat digunakan untuk meneliti kekeliruan pendapat? Apakah yang dimaksud pendapat yang benar? Apa yang membedakan antara alasan yang benar dengan alasan yang salah? Filsafat logika ini merupakan cabang yang timbul dari persoalan tentang penyimpulan.
4. Logika sebagai Esensi dari
Filsafat
Permasalahan yang selama ini dihadapi oleh pada filusuf menurut Russell adalah karena para filusuf terkadang terlalu berlebihan dan selalu berusaha untukNmencapai sesuatu yang terbaik. Walaupun keadaan ini tidak mungkin bisa dicapai karena para filusuf yang ada selama ini kurang tepat melihat permasalahan filsafat dan metode-metode yang digunakan untuk memecahkan permasalahan filsafat.
Menurut Russell permasalahan-permasalahan filsafat dan metode-metode filsafat selama ini tidak mudah untuk dipahami atau dirumuskan oleh sekolah-sekolah yang ada, banyak permasalahan-permasalahan tradisionalyang belum dapat dipecahkan oleh pengetahuan yang sekarang ada. Bahkan ada beberapa permasalahan yang sudah mulai di tinggalkan namun sebenarnya masih bisa dipecahkan melalui metode-metode yang tepat dengan tingkat pengetahuan yang lebih maju.
Dalam merumuskan permasalahan ini, Russell menoba membaginya ke dalam 3 tipe besar yaitu tipe pertama disebut sebagai tipe tradisional klasik yang diwakili oleh pemikiran Kant dan Hegel, periode ini menekankan pada kecenderungan untuk mengadopsi pemecahan permasalahan yang terjadi sekarang dengan metode-metode dan hasil-hasil yang telah dicapai pada masa Plato dan lainnya. Tipe kedua adalah Evolusionisme, yang dimulai dari pemikiran Darwin hingga Herbert Spencer. Namun pada perkembangan selanjutnya didominasi oleh pemikiran William James dan M Bergson. Dan Tipe Ketiga adalah yang disebut Logika Atomisme, yang melihat filsafat melalui metode kritis matematika.
Permasalahan yang selama ini dihadapi oleh pada filusuf menurut Russell adalah karena para filusuf terkadang terlalu berlebihan dan selalu berusaha untukNmencapai sesuatu yang terbaik. Walaupun keadaan ini tidak mungkin bisa dicapai karena para filusuf yang ada selama ini kurang tepat melihat permasalahan filsafat dan metode-metode yang digunakan untuk memecahkan permasalahan filsafat.
Menurut Russell permasalahan-permasalahan filsafat dan metode-metode filsafat selama ini tidak mudah untuk dipahami atau dirumuskan oleh sekolah-sekolah yang ada, banyak permasalahan-permasalahan tradisionalyang belum dapat dipecahkan oleh pengetahuan yang sekarang ada. Bahkan ada beberapa permasalahan yang sudah mulai di tinggalkan namun sebenarnya masih bisa dipecahkan melalui metode-metode yang tepat dengan tingkat pengetahuan yang lebih maju.
Dalam merumuskan permasalahan ini, Russell menoba membaginya ke dalam 3 tipe besar yaitu tipe pertama disebut sebagai tipe tradisional klasik yang diwakili oleh pemikiran Kant dan Hegel, periode ini menekankan pada kecenderungan untuk mengadopsi pemecahan permasalahan yang terjadi sekarang dengan metode-metode dan hasil-hasil yang telah dicapai pada masa Plato dan lainnya. Tipe kedua adalah Evolusionisme, yang dimulai dari pemikiran Darwin hingga Herbert Spencer. Namun pada perkembangan selanjutnya didominasi oleh pemikiran William James dan M Bergson. Dan Tipe Ketiga adalah yang disebut Logika Atomisme, yang melihat filsafat melalui metode kritis matematika.
C. Kesesatan
Berlogika
Ilmu logika lahir bersamaan dengan lahirnya
Filsafat Barat di Yunani. Dalam usaha untuk menyebar luaskan pemikiran-pemikirannya,
para filusuf Yunani banyak yang mencoba membantah pemikirannya dengan para
filusuf lainnya dengan menunjukkan kesesatan penalarannya. Sejak awal, logika
telah menaruh perhatian atas kesesatan penalaran tersebut. Kesesatan penalaran
ini disebut dengan kesesatan berfikir (fallacia/fallacy)[1][1]
Kesesatan berfikir adalah proses penalaran atau
argumentasi yang sebenarnya tidak logis, salah arah dan menyesatkan. Ini karena
adanya suatu gejala berfikir yang disebabkan oleh pemaksaan prinsip-prinsip
logika tanpa memperhatikan relevansinya.[2][2]
Kesesatan relavansi timbul ketika seseorang
menurunkan suatu kesimpulan yang tidak relevan pada premisnya atau secara logis
kesimpulan tidak terkandung bahkan tidak merupakan implikasi dari premisnya.
Bentuk-bentuk Kesesatan Berlogika
1. Argumentum ad Hominem.
Kesesatan ini terjadi jika kita berusaha agar
orang lain menerima atau menolak suatu usul yang tidak berdasarkan penalaran,
melainkan karena alasan yang berhubungan dengan kepentingan atau keadaan orang
yang mengusulkan dan orang yang diusuli. Contoh:
Menolak land
reform karena pembagian tanah itu selalu dituntut oleh orang komunis.
Jadi, usul land
reform itu perbuatan orang komunis dan perbuatan orang komunis itu jahat.
2. Argumentum ad Veccundiam atau Argumentum
Auctoritas.
Kesesatan ini
sama dengan Argumentum ad Hominem, yaitu menerima atau menolak sesuatu
tidak berdasarkan nilai penalarannya, akan tetapi karena orang yang
mengemukakannya adalah orang yang berwibawa, dapat dipercaya dan seseorang yang
ahli.
3. Argumentum ad
Baculun.
Baculum artinya tongkat. Kesesatan ini terjadi jika
penerimaan atau penolakan suatu penalaran didasarkan atas adanya ancaman
hukuman, jika tidak menyetujui akan dihukum, dipenjarakan, dipukuli, bahkan
dipersulit hidupnya dan diteror. Teror pada hakikatnya adalah suatu paksaaan
untuk menerima suatu gagasan karena ketakutan.
4. Argumentum ad Misericordiam.
Argumentum ad Misericordiam adalah
penalaran yang ditujukan untuk menimbulkan belas kasihan agar dapat diterima.
Argumen ini biasanya berhubungan dengan usaha agar suatu perbuatan dimaafkan.
Penalaran ini biasanya diungkapkan dalam
pengadilan. Seperti, terdakwa mengingatkan hakim bahwa ia mempunyai anak,
istri, keluarga dan yang lain-lain.
5. Argumentum ad Populum.
Argumentum ad
Populum
banyak dijumpai dalam kampanye politik, seperti pidato-pidato, demonstrasi dan
propaganda. Karena Argumentum ad Popolum ditujukan kepada rakyat, kepada
suatu masa atau kepada halayak ramai, maka dalam Argumentum ad Populum
perlu pembuktian sesuatu secara klogis tidak dipentingkan, yang diutamakan
adalah menggugah perasaan masa pendengar atau membakar emosi pendengar agar
menerima suatu konklusi tertentu.
6. Kesesatan Non Causa Pro Causa.
Kesesatan Non Causa Pro Causa terjadi
apabila kita menganggap sesuatu sebagai sebab, padahal sebenarnya bukan sebab
atau bukan sebab yang lengkap.
7. Kesesatan Aksidensi.
Sifat atau kondisi aksidental adalah sifat yang
kebetulan, tidak harus ada dan tidak mutlak. Kesesatan aksidensi terjadi jika
kita menerapkan prinsip atau pernyataan umum kepada peristiwa-peristiwa
tertentu, tetapi karena keadaannya yang bersifat aksidental, maka menyebabkan
penerapan itu tidak cocok. Contoh:
Makan adalah suatu perbuatan baik. Tetapi jika
makan pada waktu harus berpuasa,
maka penalaran tersebut sesat karena
faktor aksidensi.
8. Kesesatan Komposisi atau Divisi.
Kesesatan karena komposisi dan divisi terjadi
ketika menyimpulkan bahwa predikat itu juga berlaku untuk kelompok kolektif
seluruhnya. Maka disini penalaran kita sesat karena komposisi. Contoh:
Jika film itu bagus, belum tentu semua
pemerannya bermain bagus.
9. Petition Principia.
Petition Principia adalah
kesesatan ketika membuktikan sesuatu. Penalaran yang disusun menggunakan konklusinya
atau apa yang hendak kita buktikan itu sebagai premis, sudah tentu dengan
kata-kata atau ungkapan yang berbeda dengan bunyi konklusinya. Contoh:
Manusia harus berlaku adil. Karena adil adalah
perintah Tuhan yang tercantum dalam Kitab Suci.
Sebagai alasan (premis), dikemukakan bahwa
Kitab Suci itu berisi perintah Tuhan. Disini dibuktikan bahwa perintah Tuhan
itu tercantum dalam Kitab Suci karena Kitab Suci berisi perintah Tuhan.
10. Ignoratio Elenchi.
Ignoraito Elenchi atau disebut
pula kesesatan penalaran yang tidak disebabkan oleh bahasa. Kesalahan ini
terjadi ketika konklusi yang diturunkan dari premis tidak relavan dengan premis
itu. Contoh:
Dalam suatu pengadilan, seorang pembela dengan
panjang lebar berhasil membuktikan
bahwa pembunuhan adalah suatu perbuatan
yang sangat keji dan
menarik kesimpulan bahwa terdakwa melakukan
perbuatan sekeji itu.
11. Kesesatan Karena Pertanyaan yang Kompleks.
Sebuah pertanyaan atau perintah seringkali
bukan pertanyaan yang tunggal dan dapat dijawab dengan tepat dengan satu
jawaban, meskipun pertanyaannya berbentuk kalimat tunggal. Contoh:
Rumah itu terdiri atas bagian-bagian apa saja?.
Dapat dijawab: atap, dinding, langit-langit,
dan sebagainya.
Pertanyaan itu sebetulnya terdiri atas sejumlah
pertanyaan. Demikian juga perintah untuk menyebutkan jenis-jenis kalimat dapat
dijawab dengan kalimat tanya dan kalimat berita, atau kalimat pasif dan aktif,
atau dengan kalimat panjang atau pendek. Kalau kita bertanya: jam berapa kamu
bangun?, maka pertanyan itu tidak kompleks. Karena terdiri dari satu
peretanyaan, akan tetapi pertanyaan itu mengandung sebuah pernyataan di
dalamnya, yaitu “bahwa kamu tidur”. Kalau ASEAN menuntut supaya Vietnam menarik
mundur tentaranya dari Kampuchea, di dalamnya terkandung pernyataan bahwa Vietnam telah memasuki
Kampuchea dengan tidak sah. Kalau perjanjian Camp David mengenai otonomi
Palestina ditafsirkan berbeda oleh Mesir dan Israel, itu disebabkan karena
bunyi kalimat-kalimat yang bersangkutan mengandung makna yang kompleks,
sehingga Negara yang satu dapat menunjuk makna Negara lainnya. Biasanya suatu
persetujuan diplomatik memang mengandung makna majemuk yang kelak dapat
ditafsirkan menurut situasinya.
12. Argumentum ad Ignoratiam.
Kesesatan ini terjadi pada hal-hal yang
berkaitan erat dengan sesuatu yang tidak terbuktikan. Seperti: gejala psikis,
telepati dan semacamnya. Hal itu sulit di buktikan baik oleh pendukung maupun
penentangnya.
D. Berpikir Logis dalam Rangka Mendapatkan Pengetahuan Baru yang Benar
a.
Penalaran deduktif (rasionalisme)
Penalaran Deduktif adalah cara berfikir
yang bertolak dari pernyataan yang bersifat umum untuk menarik kesimpulan
yang bersifat khusus, dengan demikian kegiatan berfikir yang berlawanan dengan
induksi. Penarikan kesimpulan secara deduktif ini menggunakan pola berpikir
yang disebut silogisme. Silogisme
terdiri atas dua pernyataan dan sebuah kesimpulan. Kedua pernyataan itu disebut
premis mayor dan premis minor. Sedangkan simpulan diperoleh dengan penalaran
deduktif dari kedua premis tersebut. Misalnya, (1) Semua kendaraan bermesin
menggunakan bahan bakar bensin. (2) Motor adalah kendaraan bermesin.
Jadi, dapat disimpulkan ”motor juga menggunakan bahan bakar bensin.
Simpulan yang diambil dalam penalaran
deduktif ini hanya benar, bila kedua premis yang digunakan benar dan cara
menarik simpulannya juga benar. Jika salah satu saja dari ketiga hal ini salah,
berarti simpulan yang diambil juga tidak benar.
Penalaran deduktif merupakan salah satu
cara berpikir logis dan analitis, berkat pengamatan yang semakain sestimatis
dan kritis, serta makin bertambahnya pengetahuan yang diperoleh, lambat laun
manusia berusaha menjawab masalah dengan cara rasional dengan meninggalkan cara
irasional atau mitos. Pemecahan secara rasional berarti menggunakan rasio (daya
pikir) dalam usaha memperoleh pengetahuan yang benar. Paham yang mendasarkan
rasio untuk memperoleh kebenaran itu disebut paham rasionalisme. Dalam menyusun
pengetahuan kaum rasionalis sering menggunakan penalaran deduktif.
b.
Penalaran Induktif (empirisme)
Penganut empirme mengembangkan pengetahuan bedasarkan
pengalaman konkret. Mereka menganggap bahwa pengetahuan yang benar adalah
pengetahuan yang diperoleh langsung dari pengalaman nyata. Penganut ini
menyusun pengetauan menggunakan penalaran induktif. Penalaran induktif adalah cara berpikir
untuk menarik simpulan yang bersifat umum dari pengamatan atas gejala-gejala
yang bersifat khusus. Penalaran ini diawali dari kenyataan-kenyataan yang
bersifat khusus dan terbatas lalu diakhiri dengan pernyataan yang
bersifat umum. Misalnya, dari pengamatan atas logam besi, tembaga, alumunium
dan sebagainya, jika dipanaskan akan mengembang (bertambah panjang). Dari sini
dapat disimpulkan secara umum bahwa semua logam jika dipanaskan akan bertambah
panjang.
c.Analogi
Analogi adalah cara berpikir dengan
cara membuktikan dengan hal yang serupa dan sudah diketahui sebelumnya. Di sini
penyimpulan dilakukan secara tidak langsung, tetapi dicari suatu media atau
penghubung yang mempunyai persamaan dan keserupaan dengan apa yang akan
dibuktikan.
d.Komparasi
Komparasi adalah cara
berpikir dengan cara membandingkan dengan sesuatu yang mempunyai kesamaan apa
yang dipikirkan. Dasar pemikiran ini sama dengan analogi, yaitu tidak langsung,
tetapi penekanan pemikirannya ditujukan pada kesepadanan bukan pada
perbedaannya.
Kegunaan
logika
- Membantu setiap orang yang mempelajari logika untuk berpikir secara rasional, kritis, lurus, tetap, tertib, metodis dan koheren.
- Meningkatkan kemampuan berpikir secara abstrak, cermat, dan objektif.
- Menambah kecerdasan dan meningkatkan kemampuan berpikir secara tajam dan mandiri.
- Memaksa dan mendorong orang untuk berpikir sendiri dengan menggunakan asas-asas sistematis
E. Pengertian Kepribadian
Ada beberapa pendapat ahli mengenai
pengertian kepribadian, di antaranya yakni:
1. Theodore M. Newcomb berpendapat kepribadian merupakan
organisasi sikap yang dimiliki seseorang sebagai latar belakang dari
prilakunya. Hal ini berarti kepribadian menunjuk pada organisasi dari
sikap-sikap seorang individu untuk berbuat, mengetahui, berpikir, dan merasakan
secara khusus apabila ia berhubungan dengan orang lain atau ketika ia
menanggapi suatu masalah atau keadaan.
2. Roucek dan Warren dalam buku mereka yang berjudul “Sociology an Introduction”
mendefenisikan kepribadian sebagai organisasi faktor-faktor biologis,
psikologis dan sosiologis yang mendasari prilaku seorang individu.
Faktor-faktor itu meliputi keadaan fisik, system syaraf, watak seksual, proses
pendewasaan individu yang bersangkutan, dan kelainan-kelainan biologis lainnya.
Adapun factor psikologis meliputi unsur temperamen, perasaan, keterampilan,
kemampuan belajar dan sebagainya. Sedangkan factor sosiologis dapat berupa
proses sosialisasi yang ia peroleh sejak kecil.
3. Koentjaraningrat,
seorang ahli antropologi Indonesia
menyatakan kepribadian sebagai susunan dari unsur-unsur akal dan jiwa yang
menentukan tingkah laku atau tindakan seorang individu.
F.Faktor-Faktor dalam Perkembangan Kepribadian
1.Warisan Biologis
Semua manusia normal dan sehat
mempunyai persamaan biologis tertentu, persamaan biologis ini membantu
menjelaskan beberapa persamaan dalam kepribadian dan prilaku semua orang.
2. Faktor
Lingkungan Fisik
Faktor lingkungan fisik akan
mempengaruhi kepribadian seseorang. Misalnya, masyarakat yang tinggal didaerah
subur cenderung memiliki kepribadian yang ramah, tenang dan sabar. Sebaliknya, mereka yang tinggal
didaerah tandus cenderung rakus, tamak dan egois karena pengaruh lingkungan
fisik yang keras.
3. Faktor
Kelompok
Sebuah kelompok dapat mempengaruhi
kepribadian anggotanya, baik yang sifatnya positif maupun negatif.
4. Faktor
Kebudayaan Khusus
Setiap daerah memiliki karakteristik
yang khas karena pengaruh kebudayaan yang di anut. Misalnya, kepribadian
masyarakat kota berbeda dengan masyarakat desa atau masyarakat industry berbeda
dengan masyarakat tradisional. Begitu juga menyangkut kepribadian suku bangsa,
ras dan kelas sosial tertentu akan berbeda satu sama lain.
5.Faktor Pengalaman Unik
Kepribadian seseorang akan
dipengaruhi oleh sejumlah pengalaman yang dilalui dalam hidupnya. Karena
pengalaman setiap individu itu berbeda, maka kepribadian satu individu berbeda
pula dengan individu lainnya.
G.Tahap-Tahap Perkembangan Kepribadian
sebagai Hasil Sosialisasi
1.Fase Pertama
Menurut Charles H. Cooley
(1864-1929), proses perkembangan kepribadian seseorang dimulai kurang lebih
pada usia 1-2 tahun yang ditandai dengan saat-saat anak mengenal dirinya
sendiri yang dibantu oleh orang-orang dewasa dilingkungannya.
Kita dapat membedakan kepribadian
seseorang menjadi dua bagian penting, yaitu:
Ø Basic Personality Structure, yaitu unsur-unsur dasar atas
berbagai sikap yang disebut attitude. Unsur
ini bersifat permanen dan tidak mudah berubah.
Ø Capital Personality, yaitu unsur-unsur yang terdiri atas
keyakinan-keyakinan atau anggapan-anggapan yang sifatnya mudah berubah atau
dapat ditinjau kembali (fleksibel). Ini diperoleh berdasarkan pengalaman
melalui pergaulan dengan orang lain.
2. Fase
Kedua
Ini merupakan fase perkembangan
dimana rasa ego yang dimiliki seorang anak mulai berkembang karakternya sesuai
dengan tipe pergaulan yang ada dilingkungannya.
Fase kedua ini berlangsung relatif
panjang hingga menjelang masa dewasa. Kepribadian tersebut mulai tampak dengan
tipe prilaku khas yang tampak dari perangai, kegemaran, IQ serta
bakat-bakatnya.
3. Fase
Ketiga
Kepribadian seseorang pada akhirnya
mengalami suatu perkembangan yang relatif tetap, yaitu dengan terbentuknya
prilaku-prilaku yang khas sebagai perwujudan kepribadian yang bersifat abstrak.
Fase ketiga ini disebut juga fase kedewasaan, yang berlangsung kurang lebih
pada usia antar 25-28 tahun.
H.Tipe Kebudayaan Khusus yang
Mempengaruhi Kepribadian
1. Kebudayaan
Khusus Berdasarkan Faktor Kedaerahan
Sebagai contoh, terdapat perbedaan antara system kekerabatan di Tapanuli
dengan di Minangkabau.
Orang batak memperhitungkan hubungan
keturunan secara ptrilineal (garis keturunan dihitung dari garis keturunan
pria), sedangkan di Minangkabau garis keturunan diperhitungkan dari pihak
perempuan (matrilineal).
2.Cara Hidup di Kota dan di Desa
yang Berbeda
Pola hidup masyarakat desa umumnya
lebih homogeny dan kolektif berbeda denga pola hidup masyarakat kota yang lebih
heterogen dan individualis. Pola-pola hidup tersebut akan mempengaruhi
kepribadian masyarakat.
3. Kebudayaan
Khusus Kelas Sosial
Golongan kelas atas sangat berbeda
dengan kelas bawah dalam cara berpakaian, etika, pergaulan, cara mengisi waktu
luang dan sebagainya.
4.Kebudayaan Khusus Atas Dasar
Agama
Faktor agama juga memiliki pengaruh
dalam membentuk kepribadian seorang individu. Pola hidup antar penganut agama
akan berbeda satu sama lain. Pola hidup dan budaya mereka disesuaikan dengan
ajaran agamanya masing-masing.
5. Kebudayaan
Khusus Berdasarkan Profesi
Profesi seseorang akan berpengaruh besar
pada kepribadiannya. Misalnya, kepribadian seorang petani berbeda dengan pola
hidup seorang dokter. Hal ini berpengaruh juga pada cara-cara bergaul maupun
gaya hidup mereka.
I. 4 Kepribadian YangMenentukan
Keuangan
Logis
Orang yang
sisi logikanya lebih dominan sangat berhati-hati dan perhitungan dalam membuat
keputusan finansial. Sisi baiknya orang tipe ini sangat cermat dan telaten
dalam memitigasi resiko, sisi jeleknya orang tipe ini suka over analysis.
Contoh orang terkenal: Warren Buffet, investor tersohor pendiri Berkshire
Hathaway. Seorang konsumen dengan tipe ini menitik beraktan keputusan
berbelanja dari segi manfaat/utilitas saja, sensitif terhadap harga, tidak
terlalu peduli merek yang penting enak dipakai dan fit for purpose.
Emosional
Tipe ini
adalah orang yang peka perasaannnya. Emosi memainkan peranan penting dalam
pengambilan keputusan. Sisi baiknya: pandai memikat lawan bicara, secara
intuitif tahu cara menggerakan perasaan orang agar setuju dengan pendapatnya
dan cenderung karismatik. Sisi negatifnya: resiko dibohongi tinggi karena
emosi yang dominan cenderung mengesampingkan fakta dilapangan dan dimanfaatkan
orang lain karena tidak mau membuat orang lain tersinggung . Contoh orang
terkenal: Richard Branson, pendiri Virgin Group, yang brilian dalam memikat
investor dan market meskipun dia tidak tahu banyak detail seluk beluk
operational perusahaannya . Konsumen tipe ini cenderung membeli barang
yang dapat meningkatkan rasa ego, memberikan kepuasan emotional, cenderung
impulsif, tidak terlalu peduli pada harga barang yang penting puas.
Idealis
Tipe ini
memiliki perasaan kuat akan apa yang benar dan salah. Mereka berusaha ‘doing
the right thing’ menurut pemahaman mereka masing-masing dan berpikir jauh
dampak dari setiap keputusan finansial mereka. Sisi baiknya: memiliki visi
mulia untuk mewujudkan dunia yang lebih baik, orangnya amat manusiawi,
pendobrak gagasan2 kreatif inovatif yang mengawinkan aktifitas ekonomi
konvensional dengan idealisme mereka. Sisi buruknya: berisiko menjadi ‘tirani’
bila memaksakan idealisme versi mereka pada dunia, orangnya cenderung
melankolis dan beresiko jatuh depresi melihat realitas dilapangan yang jauh
dari idealisme mereka. Contoh orang terkenal: Muhammad Yunus, ekonom asal
Bangladesh yang mengembangkan konsep kredit mikro untuk membantu rakyat miskin.
Konsumen tipe ini termasuk konsumen etis yang menolak membeli barang yang
dibuat dari sweatshop maupun praktek-praktek bisnis sejenis yang dinilai tidak
etis tidak peduli seberapa murah harganya, peduli lingkungan, berbelanja
menggunakan ‘green-bag’ demi mengurangi limbah plastik dan berpikir jauh untuk
memberikan warisan yang lebih baik untuk generasi mendatang.
Cuek
Just go
with the flow, just do it dan tidak usah ambil pusing. Begitulah kira-kira motto
orang tipe ini. Mereka suka mengadopsi tren yang ada sekarang tanpa berpikir
panjang mengenai dampaknya atau apakah hal tersebut memang baik untuk dirinya
dan orang sekitar. Keputusan finansial mereka cukup berdasarkan karena
‘sekarang ini yang lagi tren’ dan hidup hanya untuk masa kini. Sisi baiknya:
mudah merasa relaks, hidup dalam ‘kekinian’ dan cenderung lihat positifnya
saja. Sisi buruknya: tidak dapat berpikir independen untuk diri sendiri,
membiarkan orang lain yang memutuskan apa yang baik untuk mereka, mudah jatuh
dalam hutang dan kemiskinan dan cenderung banyak menuntut hak tapi enggan
melaksanakan tanggung jawab. Contoh orang terkenal: Parris Hilton, sosialita
yang gemar berpesta-pora seolah-olah tidak ada hari esok. Konsumen tipe
ini biasa termasuk early adopter yang latah mengadopsi barang baru yang
dilempar ke pasar dan keputusan berbelanja cenderung berdasarkan impuls.
BAB
III
PENUTUP
PENUTUP
A. Kesimpulan
Logika dan kepribadian merupakan
dasar untuk menyatakan bahwa sesuatu itu bernilai benar atau salah. Secara
alami akal manusia memang dapat mengungkapkan bahwa sesuatu itu adalah
pernyataan yang salah maupun pernyataan yang benar. Akan tetapi, karena
keterbatasan dan perbedaan kemampuan akal manusia maka dalam mengungkapkan penyataan
akan lebih sempurna jika didasari dengan metode berpikir logika dan berprilaku
yang positif. Dengan perpaduan antara akal dan metode-metode yang sesuai, kita
dapat menilai sesuatu dengan obyektif dan akan terhindar dari kekeliruan.
B. Saran
Semua tulisan dalam makalah ini
merupakan kemampuan akal yang terbatas dari dari saya. Saya menyadari masih
banyak kesalahan ataupun kekurangan dalam makalah ini walaupun saya sudah
berusaha maksimal. Oleh karena itu untuk semua pembaca diharapkan saran yang
bisa melengkapi kekurangan dan membenarkan kesalahan dari makalah ini.